Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 01:22:47【Kabar Kuliner】250 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(853)
Artikel Terkait
- Mengungkap cara astronaut masak steik di stasiun luar angkasa China
- PBB: Akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dibuka lagi
- Dinkes Tapin pastikan dapur MBG penuhi standar kesehatan
- Babel perketat pemantauan penerapan SOP dapur SPPG
- Ekonomi TW
- Kisah perempuan Gaza: Menjaga asa sebagai ibu dan dokter saat konflik
- Mengenal bahaya Cesium
- Perkuat kualitas MBG, Pemkab latih petugas penjamah makanan
- BPOM respon sirop obat dari India diduga ber
- BPOM tekankan komitmen atasi isu Cs
Resep Populer
Rekomendasi

Kemenpar sebut SIAL Interfood 2025 jadi ajang perkuat industri MICE

Anggota DPR dukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis

Anggota Komisi IX DPR: MBG "senjata perang" pemerintah bangun masa depan

Prabowo: Dari 1,4 miliar porsi, MBG sukses 99,99 persen tanpa keracunan

Singapura tarik produk kismis usai ditemukan alergen

BPOM: Keamanan pangan yang baik mampu dukung pertumbuhan ekonomi

Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan

Danone ajak orang tua sadar tanda alergi susu sapi sejak dini